Featured Post

Pentingnya Mengajarkan Literasi Digital Pada Anak Sejak Dini

literasi digital

Zaman sekarang sudah menjadi hal biasa ketika kita melihat siswa SD memiliki smartphone sendiri, bahkan memiliki media sosial pribadi. Melalui sosial media tersebut, mereka dapat membagikan konten-konten berupa video dan foto.

Fenomena ini seharusnya menjadi concern kita bersama. Bayangkan jika penggunaan media sosial oleh anak tersebut tidak diiringi dengan literasi digital, maka mereka akan semena-mena menggunakan media sosial sehingga menimbulkan kerugian bagi dirinya sendiri dan orang lain.

Hal ini pernah terjadi di lingkungan sekitar tempat tinggal saya. Seorang siswa SD tanpa izin menggunakan foto temannya sebagai foto profil media sosialnya. setelah ditanya lebih lanjut, di mengatakan hanya menggunakan foto temannya untuk mencari pengikut (followers) lebih banyak.

Hal semacam ini tidak boleh dibiarkan begitu saja, meskipun hanya sekedar "menggunakan foto teman" tetap saja tindakan tersebut tidak boleh dilakukan karena tidak meminta izin dulu kepada si pemilik foto. Ini merupakan salah satu contoh bahwa siswa SD tersebut belum bijak dalam menggunakan sosial media. Jika tidak ditegur dan tidak diajarkan tentang literasi digital, maka saat dewasa nanti dia bisa saja menyalahgunakan data pribadi seseorang.

Peran keluarga sangat vital dalam membangun literasi digital pada  sejak dini, sebab keluarga merupakan pihak yang paling dekat serta pihak bertanggung jawab. Orang tua bukan satu-satunya pihak yang bisa mengajarkan literasi digital, tapi setiap orang dewasa yang ada di dalam keluarga harus ikut mengajarkan tentang hal tersebut, sembari tetap mengawasi mereka dalam menggunakan menggunakan produk digital.


Beberapa Point Penting Mengenai Literasi Digital yang Harus Diajarkan Sejak Dini

1. Dasar-Dasar Penggunaan Teknologi

Mereka harus memahami dasar-dasar teknologi, seperti bagaimana cara menggunakan smartphone, kapan mereka harus mengisi daya baterai, serta perlu juga menjelaskan batasan-batasan waktu menggunakan gadget. Hal ini berkaitan dengan kenyamanan mereka menggunakan teknologi.


2. Keamanan Data Pribadi

Data pribadi merupakan privasi berharga sehingga harus dijaga baik mungkin. Penyalahgunaan data sering terjadi di dunia online saat ini, penting untuk mengajarkan mereka tentang apa yang boleh dan tidak boleh dibagikan ke media sosial. Mengenai point ini, seharusnya orang tua memberikan pengawasan ketat agar data pribadi tetap terjaga privasinya


3. Etika Online

Ajarkan tentang etika berkomunikasi dan berperilaku baik baik ketika berinteraksi dengan seseorang secara online. Mengajarkan tentang etika, membuat anak mengetahui apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan ketika berinteraksi secara online, sehingga anak tidak akan berperilaku semena-mena.


4. Kesadaran Cyberbullying

ketika masuk ke dunia online, mereka akan menemukan banyaknya orang dewasa tidak bijak dalam menggunakan sosial media, anak-anak harus tau tentang bagaimana cara mereka merespon tindakan cyberbullying dengan benar. Kita juga harus mengajarkan bahwa cyberbullying adalah perilaku yang tidak baik, perilaku ini menimbulkan dampak buruk pada si pembully dan si korban.


5. Pendidikan Media

mereka harus bisa memanfaatkan media online dengan baik, ajarakan mereka menjadi konten kreator, bagaimana mengedit konten, bagaimana sebuah video bisa tampil di youtube. Selain itu, mereka juga perlu tau cara memanfaatkan produk digital seperti google atau youtube dalam pembelajaran.


6. Manajemen Waktu

Berikan pemahaman bahwa sebaiknya jangan terlalu lama menggunakan smartphone. Perlu kerjasama dari ayah ibu untuk menetapkan batasan-batasan waktu atau jam bermain gadget. Hal ini perlu dilakukan agar anak tidak kecanduan gadget.


7. Cara Memahami Informasi

Saat berselancar di dunia online, mereka akan banyak menerima informasi. Oleh karena itu, mereka perlu diajarkan tentang mana informasi yang benar dan salah. Ajarkan pada mereka cara mencari informasi yang kredibel agar tidak mudah termakan hoax.


memberikan pemahaman tentang literasi digital harus disertai juga dengan pengawasan terhadap aktivitas anak di dunia online. Saat ini, ada beberapa media sosial yang memiliki fitur pengawasan terhadap akun anak


Mengaktifkan Fitur Pengawasan Orang Tua di Sosial Media

Selain mengajarkan literasi digital, orang tua pun sudah seharusnya memiliki wawasan literasi digital yang baik agar bisa membimbing dan mengawasi ketika anak menggunakan produk digital. Media sosial seperti Instagram dan tiktok sudah memiliki fitur kontrol parental, sehingga memudahkan orang tua untuk mengawasi akun pribadi anak.

Untuk mengaktifkan fitur pengawasan orang tua di Instagram, berikut langkah-langkah yang bisa dilakukan: buka instagram orang tua (akun pribadi orang tua) --> buka ikon profil yang berada di bagian pojok kiri bawah --> pilih menu setting akun (ikon garis tiga) di pojok kiri atas --> pilih menu "pengawasan" --> pilih akun yang dituju, lalu bagikan tautan pengawasan ke aplikasi lain seperti WhatsApp --> terima undangan pengawasan.

Hal serupa bisa dilakukan di aplikasi Tiktok, caranya yaitu buka aplikasi tiktok --> buka profil --> klik tombol menu pada bagian atas --> pilih pengaturan dan privasi --> klik pelibatan orang tua --> pilih pemilik akun, apakah remaja atau orang tua --> kirim kode QR ke anak.

Dilansir dari paudpedia, menghindari gawai dikhawatirkan akan membuat rasa penasaran anak semakin tinggi, karena di usia yang masih kecil itu wajar saja rasa keingin tahuan mereka itu tinggi, termasuk terhadap gawai. Oleh karena itu penting untuk orang tua mengawasi dan mengajarkan tentang literasi digital agar anak dapat menggunakan gawai secara aman.

Tulisan ini saya buat berdasarkan pada keresahan saya melihat anak-anak di bawah umur, bahkan masih SD ini sudah menggunakan sosial media dan membagikan konten tentang dirinya. Tidak jarang saya melihat di postingan si anak tersebut banyak komentar-komentar negatif dari orang dewasa yang tidak seharusnya dikatakan pada anak kecil.

Meski sudah mendapat kometar negatif, dia tetap memposting video dirinya, sambil sesekali membalas komentas jahat para netizen. Dari sini bisa dilihat bahwa si anak tidak memiliki wawasan literasi digital yang baik, serta juga kurangnya pengawasan dari orang tua. Orang dewasa yang menghujat anak tersebut juga bisa dikatakan tidak memiliki wawasan  literas digital, tidak seharusnya mereka memberikan hujatan dan kata-kata umpatan di sosial media.

Saya berharap tulisan ini dapat menjadi refleksi bagi para pembaca untuk bisa memberikan pemahaman literasi digital pada anak atau adiknya. Di masa depan tantangan lebih banyak lagi dalam dunia digital, tentunya mulai sejak dini anak harus diberi bekal tentang literasi digital agar keamanan dalam dunia online lebih terjaga

Comments

Popular

Tanggal Foto dan Video di HP Bisa Diubah Dengan Cara ini

Editor Foto Awan Bergerak Membuat Foto Jadi Estetik

Cara Membuat Grup DM Twitter dan Grup Instagram Mudah 2021

Teknologi AR Photocard Sedang Populer di Kalangan Penggemar Kpop